Proses Pengolahan Susu
Bubuk
Proses pengolahan susu
bubuk meliputi beberapa tahapan. Proses tersebut secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu Wet Process (Proses Basah), Dry Process
(Proses kering) dan Blending (Pencampuran).
A. Wet Process (Proses
Basah)
Proses basah adalah
proses yang menggunakan bahan-bahan yang masih berupa liquid atau cairan.
Proses basah melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Penerimaan
Susu Segar
Susu segar yang telah
dinyatakan release oleh QA segera dipompa dari mobil tangki kebalance
tank untuk menyeimbangkan aliran dan mengukur volumenya. Susu yang masuk
melalui pipa pemasukan akan mengangkat pelampung yang ada di dalam balance
tank. Pelampung tersebut berfungsi untuk menjaga permukaan air susu dalam
tangki tetap konstan. Setelah penuh, katup secara otomatis akan menutup pipa
pemasukan dan proses pengisian berhenti.
Balance Tank
Fungsi
: menjaga kontinuitas dan stabilitas aliran susu segar
Jumlah
: 1 buah
Bahan
: Stainless Steel
Kapasitas
: 350 liter
Pelengkap
: pelampung yang berfungsi mengontrol permukaan cairan dalam tangki tetap
seimbang, bekerja secara otomatis
Prinsip kerja : susu
segar dari tangki KUD dipompa masuk kedalam Balance
tank melalui flow meter sehingga diketahui volume susu dari tiap
tangki penyetor yang masuk ke Balance tank. Mula-mula susu segar masuk
melalui pipa pemasukan di bagian tengah tangki, susu akan mengangkat pelampung.
Jika tangki telah penuh, katup akan menutup pipa pemasukan, sementara itu susu
dalam tangki dikeluarkan melalui pipa bawah. Keluarnya susu dari tangki
menyebabkan pipa pemasukan sedikit terbuka, sehingga susu dapat masuk kemudian
akan menutup sendiri bila penuh, demikian seterusnya.
Setelah
dari balance tank, susu akan disaring dengan duplex
filter agar benda-benda asing yang mungkin terdapat dalam susu segar dapat
tertahan dalam filter dan selanjutnya dialirkan ke plate cooler untuk
dilakukan proses pendinginan. Gambar Plate Cooler
2. Pendinginan
Susu yang telah
disaring masuk plate cooler berupa Plate Heat Exchanger (PHE) pada
suhu maksimal 14 oC untuk didinginkan hingga mencapai suhu 4 oC
menggunakan media chilled water bersuhu 2 oC. Susu dialirkan
ke plate-plate dengan arah yang berlawanan dengan media pendingin.
Dalam suhu rendah mikroba akan menjadi nonaktif, reaksi enzimatis terhambat
serta reaksi kimia yang menyebabkan kerusakan dapat dicegah.
Plate Cooler
Fungsi
: mendinginkan susu segar hingga 2 – 4°C
Jumlah
: 1 buah
Bahan
: Stainless Steel
Kapasitas
: 1000 liter/jam
Tipe
: Plate Heat Exchanger
Media
: chilled water bersuhu 1 – 2°C
Susu kemudian dialirkan ke dalam Fresh Milk Tank (FMT). Tangki ini dilengkapi pengaduk untuk menjaga susu tetap homogen, mencegah terbentuknya krim dan dilapisi dengan whole glass untuk menjaga suhu susu tetap 4oC.
Fresh Milk Tank
Fungsi
: menyimpan susu segar yang sudah didinginkan
Jumlah
: 3 buah
Bahan
: Stainless Steel
Kapasitas
: 10000 liter/jam
3. Pasteurisasi
Pasteurisasi bertujuan
untuk membunuh semua mikroba pathogen yang dapat merusak susu serta
menyebabkan penyakit pada bayi. Mikroba pathogen yang banyak terdapat
pada susu antara lain Mycobacterium tuberculosis penyebab penyakit
tuberkulosis, Coxiella burnetti, penyebab penyakit Q fever, Salmonella, Shigella
sp., penyebab penyakit enterik sepertithypoid dan parathypoid,
serta Enterobacter sakazakii penyebab penyakit radang otak pada bayi.
Pasteurisasi juga dimaksudkan untuk memperpanjang daya simpan produk dengan
cara menginaktivasi enzim yang terdapat dalam susu seperti lipase, fosfatase,
peroksidase dan katalase.
Pasteurisasi dilakukan
secara kontinyu menggunakan suhu tinggi dalam waktu singkat, atau disebut
sistem HTST (High Temperature Short Time). Suhu yang digunakan adalah
83 oC dengan penahanan dalam holding tube selama 15 detik. Waktu yang
singkat dimaksudkan untuk mencegah kerusakan nutrisi terutama protein yang
mudah mengalami denaturasi.
PHE untuk pasteurisasi
tersiri dari tiga bagian, yaitu bagian regenerasi, pasteurisasi dan pendinginan..
PHE Pasteurized
Fungsi
: membunuh bakteri pathogen yang terdapat di dalam susu dengan pemanasan pada
suhu 80°C selama 5 detik
Jumlah
: 1 buah
Bahan
: Stainless Steel
Kapasitas
: 50000 liter
Tipe
: Plate Heat Exchanger
Media
: steam bersuhu 145-152 oC
4. Compounding (Pencampuran
Basah)
Compounding merupakan
proses pencampuran, pendispersian, dan pelarutan komponen padat (bubuk), susu
segar yang telah dipasteurisasi, dan minyak nabati yang telah diformulasi untuk
memperoleh campuran yang homogen sebelum dilakukan proses pengeringan. Komponen
bubuk yang ditambahkan berupa susu bubuk, skim, gula, whey, pemberi
aroma, emusifier/stabilizer yaitu lechitin, vitamin dan mineral. Sedangkan
minyak nabati yang diformulasi telah mengalami proses oil blending sebelum
menuju unit compounding.
Compounding Tank
Fungsi
: mencampur susu kental dengan material lain dan rework
Jumlah
: 2 buah
Bahan
: Stainless Steel
Kapasitas
: 10000 liter/jam
Media
: ice water (4-9oC)
Pelengkap
: agitator tipe propeller dengan kecepatan 40 rpm
Pencampuran komponen
bubuk, susu segar dan minyak dilakukan di compounding tank. Proses
pencampuran berlangsung pada suhu 60-70 oC. Pada kisaran suhu tersebut,
susu bubuk memiliki sifat dapat terbasahi serta campuran memiliki viskositas
yang rendah sehingga proses pencampuran berlangsung cepat dan
sempurna. Compounding tank terdiri dari dua bagian dan digunakan
secara bergantian bergantian, satu tangki untuk prosescompounding, satu tangki
untuk transfer.
5. Sterilisasi
Tujuan utama dari
proses sterilisasi adalah menurunkan jumlah total sel mikroba dan spora agar
susu dapat disimpan dalam jangka waktu lama tanpa pendinginan. Sterilisasi
dilakukan menggunakan sistem Ultra High Temperature (UHT) dengan cara
menyemprotkan atau menginjeksikan steam (Direct Steam Injection/ DSI ) ke dalam
campuran susu yang bergerak dalam suatu tabung sterilisasi. Proses DSI terdiri
dari dua tahap, yaitu DSI I, susu dipanaskan pada suhu 85 oC selama 4
detik, kemudian dilanjutkan dengan DSI II susu dipanaskan pada suhu 120 oC
selama 1 detik. Sterilisasi dilakukan dengan dua tahap untuk mencegah
denaturasi dan menghindari terjadinya browning.
Sterilizer
Fungsi
: menaikkan suhu campuran dari 60 oC menjadi 120 oC dengan
menggunakan uap panas secara langsung
Jumlah
: 2 buah
Bahan
: Stainless Steel
Tipe
: Ultra High Temperature
Metode
: Direct Steam Injection
6. Homogenisasi
Homogenasi adalah suatu
perlakuan untuk menyeragamkan ukuran globula lemak yang semula bervariasi dari
4-8 mikron menjadi 2 mikron. Tujuannya untuk menghindari pemecahan lemak dan
terbentuknya lapisan krim (creaming) bila susu didiamkan. Homogenisasi tidak
hanya dapat menghambat creaming melalui pemecahan globula lemak
melainkan juga melalui pencegahan pembentukan flokula oleh aglutinasi.
Homogenizer
Fungsi
: memecah dan menyeragamkan globula lemak hingga berukuran ± 2 mikron
Jumlah
: 1 buah
Bahan
: Stainless Steel
Kapasitas
: 5000 liter/jam
Tipe
: Two Stage Homogenizer dengan tekanan pada tahap pertama 200 bar dan pada
tahap kedua 80 bar
Prinsip
kerja homogenizer adalah dengan mengalirkan susu melalui celah yang
sempit dengan kecepatan tinggi dan tekanan yang besar sehingga terjadi tumbukan
antara globula lemak dengan katup penghalang dalam homogenizer yang
menyebabkan globula-globula lemak pecah. Tenaga hidrodinamik dari pemotongan,
kavitasi dan turbulensi yang terjadi dalam katup homogenisasi diduga sebagai
penyebab terjadinya pemecahan globula lemak.
Proses homogenisasi
dilakukan dalam dua tahap. Pada tahap pertama digunakan tekanan 200 bar dan
pada tahap kedua digunakan tekanan 80 bar. Tahap kedua dimaksudkan untuk
memecah globula lemak yang belum pecah pada tahap pertama serta untuk mencegah
penggabungan kembali globula lemak hasil pemecahan pada tahap pertama
Susu kemudian ditampung
di Mixed Storage Tank (MST). Tangki ini dilengkapi dengan mantel
berisi air dingin untuk menjaga kestabilan suhu campuran serta dilengkapi
pengaduk berkecepatan 400 rpm untuk menghomogenkan campuran selama dalam
penyimpanan.Mixed Storage Tank (MST) berjumlah 4 buah, masing-masing
memiliki kapasitas 10.000 liter.
Mixed Storage Tank
(MST)
Fungsi
: menampung susu homogenisasi sebelum masuk pengering
Jumlah
: 4 buah
Bahan
: Stainless Steel
Kapasitas
: 10000 liter
Pelengkap
: agitator tipe propeller dengan kecepatan 40 rpm dan isolator glasswool
B. Dry Process (Proses
Kering)
Proses kering yaitu
proses untuk menghasilkan susu dalam bentuk bubuk kering. Adapun tahapan
prosesnya meliputi:
1.
Evaporasi
Evaporasi merupakan
proses penguapan sebagian air yang terdapat dalam susu untuk memperoleh susu
pekat dengan kadar padatan sesuai dengan yang dikehendaki. Total solid bahan
meningkat 10% (dari 40 menjadi 50 %) agar proses pengeringan selanjutnya
lebih efisien.
Campuran susu dari MST
dievaporasi menggunakan Single Effect Evaporator tipe falling
film. Susu mengalir dari atas ke bawah pada bagian dalam tabung evaporator dan
membentuk lapisan tipis yang mudah menguap oleh panas dari uap yang berada di
sekeliling luar tabung. Evaporasi dilakukan dalam satu tahap yang terdiri dari
tiga fase sehingga prosesnya lebih efisien.
Evaporator
Fungsi
: memekatkan susu dengan cara menguapkan air dalam susu sehingga menaikkan
total solid susu dari 40% menjadi 50%
Jumlah
: 1 buah
Bahan
: Stainless Steel
Jenis
: single effect evaporator
Tipe
: falling film evaporator
Kapasitas
: 7500 kg/jam
Media
: steam dengan suhu 180 oC
Uap air yang dihasilkan
akan masuk ke vapor separator dan dipisahkan dari droplet susu yang terbawa
bersamanya dengan gaya sentrifugal. Sebagian uap air masuk ke TVR dan sebagian
lainnya masuk ke preheater pertama. Dari preheater pertama, sebagian uap air yang
belum terembunkan akan masuk ke kondenser. Di kondenser, uap air terembunkan
dan ditampung dalam tangki kondensat. Kondenser juga berfungsi untuk
menghasilkan kondisi vakum dengan cara membuang uap air hasil penguapan di
calandria. Kondisi operasi dibuat vakum untuk memperoleh suhu penguapan air
yang cukup rendah sehingga kerusakan nutrisi dapat dikurangi.
Evaporator dilengkapi
dengan densitymeter untuk mengukur densitas susu yang dikentalkan
sehingga apabila kadar total solid yang dikehendaki tidak terpenuhi, maka
secara otomatis cairan akan diproses kembali. Bila kadar total solid telah
memenuhi persyaratan, maka cairan dipompa menuju concentrate
tank. Concentrate tank berjumlah dua buah dengan volume masing-masing
10000 liter. Penyimpanan pada concentrate tank disertai dengan proses
pengadukan pada kecepatan 400 rpm untuk mencegah pengendapan dan pemisahan
partikel susu.
Concentrate Tank
Fungsi
: menampung sementara konsentrat hasil evaporasi sebelum mengalami proses
lebih lanjut
Jumlah
: 2 buah
Bahan
: Stainless Steel
Kapasitas
: 10000 liter/jam
2.
Pengeringan (Spray Drying)
Spray Dryer
Fungsi
: mengeringkan susu kental yang telah dikabutkan sehingga menjadi susu bubuk
yang kering dan halus
Jumlah
: 1 buah
Bahan
: Stainless Steel
Kapasitas
: 3000 kg/jam
Tek. nozzle
: maksimal 270 bar
C. Dry Blending
Dry
blending adalah proses pencampuran base powder yang dihasilkan
spray dryer dengan raw material lainnya seperti whey powder, gula dan
material premix. Vitamin yang ditambahkan adalah vitamin dan mineral yang tahan
pemanasan. Material tersebut ditampung dalam hopper tersendiri. Sebelum
dilakukan pencampuran di lindor blender material dilewatkan pada conveyor untuk
ditimbang dahulu di weight hopper.
Dari weight
hopper, material akan tertahan di hopper lindor yang berfungsi untuk mengurangi
tekanan yang besar dari aliran material. Dalam hopper lindor, terdapat hammer
silicon yang dihubungkan dengan slang pneumatic untuk memperoleh hembusan udara
dari luar. Hammer berfungsi untuk menggetarkan dinding hopper agar semua
material dapat turun ke lindor blender untuk dicampur. Lindor blender memiliki
kapasitas maksimal 4 ton, tetapi untuk mempermudah pencampuran digunakan 2 ton
bahan. Pencampuran dilakukan selama 5 menit dengan frekuensi putaran 40 Hz.
Sebelum diisikan ke
dalam wooden bin, powder dari lindor diperiksa oleh QC. Setelah
dinyatakan released, powder diisikan ke wooden bin melalui bin
filling. Bin filling dilengkapi dengan metal detector sehingga ketika ada logam
yang terdeteksi maka pengisian powder ke wooden bin terhenti secara otomatis.
Wooden bin merupakan tempat penyimpanan sementara susu bubuk sebelum dikemas.
Wooden bin memiliki kapasitas 700 kg.
Pengendalian Mutu Selama
Proses
Mutu adalah gabungan
sifat-sifat khas yang dapat membedakan masing-masing satuan dari suatu bahan
atau barang dan mempunyai pengaruh yang nyata di dalam menentukan derajat
penerimaan konsumen atau pembeli terhadap bahan atau barang tersebut.
Arti mutu dari sudut
pandang perusahaan untuk ISO 9000 adalah cocok dengan maksudnya, sesuai dengan
persyaratan, artinya produk didesain dan dibuat untuk melaksanakan tugas dengan
baik. Pengendalian mutu merupakan aktivitas untuk menjaga dan mengarahkan mutu
produk agar memenuhi spesifikasi sebagaimana telah direncanakan. Ini mutlak
dilaksanakan untuk mempertahankan kualitas dari kontinuitas spesifikasi produk
yang telah ditetapkan.
Kegiatan pengendalian
mutu selama proses dilakukan pada peralatan proses dan bahan selama proses atau
produk setengah jadi. Sebelum alat-alat digunakan, dilakukan pengujianSwab
Test yang dilakukan dengan mengusapkan kapas steril yang telah dibasahi
pada suatu alat.
Selain peralatan
pengendali mutu selama proses dilakukan pengendalian mutu dengan cara
mengkondisikan ruangan dengan suhu rendah yaitu sekitar 4oC. Selain itu,
pengambilan sampel produk setengah jadi dilakukan setelah susu hasil evaporasi
dimasukkan ke dalam tangki penampungan yang kemudian dipasteurisasi dan
didinginkan. Dilakukan pengujian meliputi uji organoleptik (warna, bau, dan
rasa), uji total solid (untuk mengetahui total zat pada susu kental, yaitu
harus mencapai 40-50%), uji kadar lemak (kadar lemak yang baik pada susu kental
7.5-8%), serta uji mikrobiologi (untuk mengetahui ada tidaknya kontaminasi
selama proses).
Untuk pengendalian
proses, dilaksanakan sistem HACCP (Hazard Analysis and Critical Control
Point), yaitu suatu sistem yang dapat mengidentifikasi, mengevaluasi, dan
mengendalikan bahaya bagi keamanan pangan. Yang dimaksud dengan CCP (Critical
Control Point) adalah suatu prosedur dimana pengendalian dapat diterapkan dan
bahaya keamanan pangan dapat dicegah/dikurangi sampai tingkat yang dapat
diterima.
Proses pengolahan susu
bubuk formula memiliki CCP sebagai berikut:
1. CCP 1 : Proses
pasteurisasi
Potensi
bahaya : kontaminasi bakteri patogen
Pengendalian
: suhu pemanasan minimal 80oC
2. CCP 2 : Proses
Sterilisasi
Potensi
bahaya : kontaminasi bakteri patogen
Pengendalian
: suhu pemanasan minimal 115oC
3. CCP 3 : Penyimpanan
susu di MST
Potensi
bahaya : kontaminasi bakteri patogen
Pengendalian
: suhu pemanasan minimal 15oC
Waktu penyimpanan
maksimal 26 jam
4. CCP 4 : Dry Blending
Potensi
bahaya :
*
Biologi (kontaminasi bakteri patogen)
*
Fisik (benda asing, logam, serangga)
*
Kimia (pengaturan komposisi salah)
Pengendalian
:
*
Sanitasi alat, ruangan, personal higinie, pest control
*
Penggunaan metal detector
*
Penuangan dan pencampuran bahan dilakukan sesuai prosedur
5. CCP 5 : Proses
pengisian di Wooden Bin untuk disimpan
Potensi
bahaya :
*
Biologi (kontaminasi bakteri patogen)
*
Fisik (benda asing, logam, serangga)
Pengendalian
:
*
Sanitasi alat, ruangan, personal higinie, pest control
*
Pemeriksaan oleh QC sebelum produk disimpan
*
Penggunaan metal detector
6. CCP 6 : Proses
Pengemasan
Potensi
bahaya :
*
Fisik (benda asing, logam, serangga)
*
Kimia (oksidasi produk)
Pengendalian
:
*
Sanitasi alat, ruangan, personal higinie, pest control
*
Penggunaan metal detector
*
Pemeriksaan oleh QC sebelum produk dikemas
https://tentangteknikkimia.wordpress.com/2011/12/16/90/
https://tentangteknikkimia.wordpress.com/2011/12/16/90/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar