Minggu, 24 April 2016

Beras Analog

Beras analog adalah substitusi dari beras biasa yang umumnya jadi santapan kita sehari-hari. Beras analog bisa dihasilkan dari bermacam-macam sumber karbohidrat seperti jagung, sagu, singkong, dan umbi-umbiannya lainnya. Beras analog ini pertama kali ditemukan oleh IPB (Institut Pertanian Bogor) menghadapi isu dimana sekarang beras masih impor. Padahal banyak makanan pengganti beras seperti singkong, sagu dan lainnya tapi karena sudah terbiasa maka posisi beras masih tetap menjadi pilihan pertama masyarakat. Padahal tanpa disadari beras inilah juga yang memicu berbagai macam peyakit mematikan, contohnya saja diabetes. Angka kematian Indonesia sebagai negara yang makanan pokoknya nasi (beras) jauh lebih tinggi dari negara-negara eropa yang makanan pokoknya roti (terigu). Masyarakat kini mulai sadar akan pentingnya kesehatan mulai beralih pada makanan kesehatan dan salah satunya adalah beras analog ini, terutama faktor makanan ini penting giperhatikan untuk anda yang berusia 40 tahun keatas karena makanan yang anda asup perlu dijaga, terutama mengurangi makan nasi dna mulai mengganti dengan makanan pokok karbohidrat lain jagung, sagu yang bisa anda dapat dalam beras analog.

Sejak tahun 2012, para peneliti di Institut Pertanian Bogor (IPB) telah mengembangkan beras analog. Dalam dunia penelitian, beras ini berbahan baku singkong, tepung sagu, jagung, umbi-umbian, dan beberapa sumber karbohidrat lain. Beras ini diciptakan sebagai diversifikasi bahan pangan untuk mengurangi ketergantungan konsumsi terhadap beras padi.
Menurut Fransisca Rungkat Zakaria, Guru Besar Ilmu Pangan Fakultas Teknologi Pertanian IPB, bahan baku beras analog ini adalah singkong, ubi jalar, sagu, dan beberapa jenis umbi-umbian lainnya, yanh memiliki kandungan indeks glikemik (glukosa dalam karbohidrat yang terdapat pada suatu pangan) yang umumnya lebih rendah dibandingkan beras padi. Meski demikian, dibandingkan dengan beras padi, sumber karbohidrat maupun gizi yang terkandung di dalam beras analog tidak jauh berbeda.
Dengan begitu, beras ini tentu lebih sehat jika dibandingkan beras padi, terutama bagi pada penderita diabetes melitus. Dengan mengonsumsi beras analog, diharapkan kadar gula para penderita diabetes melitus lebih stabil. Lagipula, beras analog memiliki bentuk dan rasa yang menyerupai beras padi, sehingga para penderita diabetes melitus tidak perlu mengubah pola konsumsinya, karena cara mengonsumsi beras analog sama seperti beras padi. Apalagi, nasi memang menjadi makanan utama mayoritas masyarakat Indonesia.
Sayangnya,  harga jual terbilang masih mahal dan masih menjadi kendala saat ini. Harga jual ini berdasarkan bahan baku dan proses pembuatan beras analog. "Padahal, beras analog diharapkan menjadi salah satu diversifikasi pangan, untuk mengurangi ketergantungan angka impor beras dalam negeri," ujar Fransiska yang juga anggota Komisi I Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN).
Mari kita mengenal beras, sesuatu yang dekat sekali dengan keseharian kita. Hampir setiap hari kita menikmatinya, menyantapnya untuk memenuhi kebutuhan energi dan aktifitas kerja. Tetapi apakah kita sudah mengenalnya sedemikian rupa, sehingga kita merasa sayang? Yah, merasa sayang (mubadzir) jika masih ada sebutir nasi tersisa di bekas piring makan kita.
Di Indonesia terdapat lebih dari 176  varietas padi (Oryza sativa L.). Namun hanya beberapa diantaranya yang sering kita jumpai. Ada padi jenis IR 64/Setra Ramos, IR 42, Gogo rancah, Rojolele, Pandanwangi, Ciherang, Mutiara/Martapura dsb. Masing-masing memiliki ciri khas, terutama dalam kandungan amilosanya yang menjadi penentu tingkat kepulenan nasi. Beras dengan kadar amilosa tinggi, akan menghasilkan nasi yang ‘pera’ seperti beras Banjarmasin yang dikenal dengan beras Mutiara atau beras pada nasi Padang. Sebaliknya beras yang kandungan amilosanya rendah, akan menghasilkan beras yang pulen atau lunak seperti kebanyakan jenis nasi yang ada di Jawa.
Beberapa waktu terakhir, kita dihadapkan pada persoalan beras, mulai dari naiknya harga beras hingga pemalsuan beras dari plastik. Tentu hal ini meresahkan masyarakat dikarenakan beras merupakan (masih) makanan pokok sehari-hari. Namun dibalik itu, sebenarnya ini menjadi peluang dan tantangan kita untuk tetap survive tidak selalu menggantungkan pada beras. Selain para petani kita tetap berupaya meningkatkan produksi beras nasional dalam rangka mewujudkan swasembada pangan (beras), upaya lain adalah dengan menurunkan konsumsi beras dan menggantinya dengan beras sintetik (bukan beras plastik) atau yang lebih dikenal dengan beras analog.
Beras Analog, Beras Sehat (Healthier Rice) Kaya Manfaat
Dengan adanya kenaikan harga beras serta kontaminasi plastik pada beras, maka sebenarnya saat ini adalah kesempatan bagi kita untuk lebih mengenalkan kepada masyarakat adanya pengganti nasi beras, yaitu beras analog atau designed rice. Beras analog adalah beras tiruan non padi yang dibuat dengan proses granulasi ataupun ekstrusi yang berasal dari sumber karbohodrat/pati tanaman lokal baik dengan fortifikasi (vitamin dan mineral) ataupuan tidak, sehingga tetap dapat memenuhi kebutuhan gizi masyarakat 
Berbagai penelitian yang telah dilakukan untuk menciptakan beras tiruan yang sehat dan bergizi, salah satunya adalah dari Food Technopark IPB. Mereka telah memproduksi, -meski masih dalam skala kecil di daerah Jawa Timur- beras analog dengan komposisi 40% tepung jagung, 30% tepung sorgum dan 30% tepung sagu. Selain itu, beras analog juga dapat dibuat dari tepung singkong atau dikenal dengan MOCAF (Modified Cassava Flour) atau juga ubi jalar, ubi ungu dan bahkan juga buah bakau/Mangrove yang dikenal dengan nama buah lindur.
Dengan komposisi yang beragam, selain kebutuhan energi akan tetap tercukupi, kandungan protein dan serat juga tetap terpenuhi. Bahkan beras analog memiliki keunggulan yaitu indeks glikemik yang rendah, sehingga sangat cocok pagi penderita diabetes. Meskipun dari sisi harga masih relatif mahal (kisaran 14000rb/kg), tetapi dengan kualitas gizi yang baik, selayaknya dapat lebih dikembangkan oleh pemrintah maupun sektor industri untuk menangkap adanya peluang ini.
Dalam pengolahannya pun hampir sama dengan menanak nasi biasa, hanya saja beras analog dimasak tidak bersamaan dengan air tetapi dimasukan kedalam rice cooker setelah air mendidih. Selin itu, perbedaan dengan nasi biasa adalah dalam hal tekstur, beras analog akan menghasilkan nasi yang lebih lunak dibanding nasi biasa, sehingga mungkin kurang cocok bagi yang sudah terbiasa dengan beras pera (kemepyur).
Melihat dan mempertimbangkan itu semua, diharapkan bagi pemerintah meningkatkan produksi sumber pati selain padi, seperti dari umbi-umbian, jagung, sagu dan sorgum juga mendukung sektor swasta terutama industri kreatif untuk mengembangkan dan memproduksi beras analog, serta lebih mensosialisasikan kepada masyarakat akan nilai lebih designed rice ini. Dengan demikian, ketahanan pangan nasional tetap dapat dipertahankan. Seiring tentunya dengan peraturan dan pengawasan dari pemerintah terhadap produk-produk sejenis artificial rice atau beras sintetis ini tentunya harus dipersiapkan dan ditingkatkan.
Sumber :
1. http://www.ristek.go.id/index.php/module/News+News/id/11063
2. http://foodreview.co.id/preview.php?view2&id=56643#.VWHalNIirIU
3. http://www.sucofindo.co.id/berita-terkini/2000/diversifikasi-pangan:-beras-analog-sukses-dikembangkan.html
4. http://gopanganlokal.miti.or.id/index.php/diversivikasi-pangan-dengan-beras-analog
5. http://ipbmag.ipb.ac.id/opini/0d1546d40ad9d59a6471e2ee0720cd6f/Pengembangan-Beras-Analog-Berbasis-Buah-Lindur-Sagu-Dan-Kitosan-Dalam-Mendukung-Ketahanan-Pangan-Nasional-Berkelanjutan
6. http://www.indonesiapanen.com/388/beras-analog-diversifikasi-pangan-dari-ipb/
7. http://majalah1000guru.net/2014/05/beras-analog/
8. http://ketahananpangannunukan.blogspot.com/2012_08_01_archive.html
9.http://indonesian.alibaba.com/product-gs/china-low-price-synthetic-rice-equipment-1630262199.html


Resep Membuat Donat

Resep cara membuat kue donat kentang - Donat adalah makanan yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Berbentuk bulat dan mempunyai lubang di tengah sekilas berbentuk cincin merupakan ciri khas dari makanan ini. Donat umumnya berbahan dasar tepung terigu saja, namun ada juga yang memberikan variasi lain dengan menambahkan kentang pada adonannya.
Lalu bagaimana cara membuat donat kentang ? Berikut resep bagaimana cara membuat donat yang bisa anda lakukan sekarang juga di dapur. Oh yah, coba juga resep yang tak kalah enaknya, yaitu resep cara membuat pancake super sederhana tetapi nikmat sekali.

Bahan-bahan yang Dibutuhkan :
  • 1/2 kg tepung terigu protein tinggi
  • 4 butir telor
  • 1/4 kg kentang
  • 1/4 kg mentega
  • 11 gram ragi instan
  • 1 sendok teh garam
  • 4 sendok makan gula (tergantung selera)
  • 3 sendok makan susu bubuk full cream
  • 1 sendok teh baking powder
  • 1/2 gelas air sekitar 100 ml
  • Minyak goreng secukupnya 
Bahan untuk Topping :
  • 100 gram Dark Cooking Chocolate (DCC) atau 1 coklat batangan
  • 2 sendok makan margarin
  • Meses atau tepung gula secukupnya
Cara Membuat Donat Kentang
  1. Potong kentang menjadi beberapa bagian, kemudian rebus sampai matang.
  2. Setelah itu, haluskan dengan cara ditumbuk atau diblender. Pastikan kentang benar-benar halus merata
  3. Masukkan tepung terigu, gula, susu bubuk, ragi, telur, baking powder dan juga kentang yang telah dihaluskan tadi. Kemudian aduk rata sekitar 20 menit.
  4. Aduk adonan menggunakan alat pengaduk sampai setengah kalis kemudian diamkan selama 30 menit sampai adonannya mengembang.
  5. Hindari mencampurkan ragi, mentega, dan garam secara bersamaan karena dapat menyebabkan adonan tidak mengembang dan terkesan kaku.
  6. Selanjutnya masukkan garam, mentega, dan juga air lalu aduk hingga benar-benar kalis. Lama pengadukan sekitar 10 menit.
Kalis adalah kondisi dimana adonan tidak lengket di tangan dan lentur. Tapi untuk adonan donat agak berbeda. Meskipun sudah benar-benar kalis, adonan donat tetap lengket karena ada campuran kentangnya.
7.      Kemudian bagi adonan menjadi beberapa bagian dan diamkan selama 15 menit agar adonan benar-benar mengembang.
  1. Setelah itu, bentuk adonan seperti donat pada umumnya yaitu terdapat lubang ditengahnya. Anda juga bisa membentuk adonan sesuai selera anda.
  2. Tuangkan minyak ke dalam wajan, kemudian goreng adonan donat dalam api kecil hingga warnanya berubah kecoklatan. Gunakan alat bantu seperti sumpit ketika menggoreng donat agar mendapat lingkaran sempurna pada lubang donat.
Untuk hasil yang bagus, goreng di api kecil dengan banyak minyak agar donat tenggelam setengah dan bagian bawahnya tidak menyentuh dasar penggorengan.
Menghiasi Donat dengan Topping
Jika ingin donat anda lebih enak dan menarik, anda bisa menaburkan meses di atasnya. Untuk melengketkan meses pada donat, anda bisa melakukannya dengan cara berikut :


  1. Iris kecil-kecil coklat terlebih dahulu menggunakan pisau.
  2. Masukkan dua sendok margarin dan coklat yang telah di iris kecil-kecil tadi ke wajan anti-lengket dan masak hingga mencair.
Jangan lupa untuk segera mematikan api, karena mencairkan coklat dengan kondisi api menyala dapat membuat rasa coklat jadi gosong.


3.      Celupkan sisi atas donat ke dalam coklat cair tadi, kemudian taburkan meses di atasnya. 


Teknologi Pangan

Teknologi pangan adalah suatu teknologi yang menerapkan ilmu pengetahuan tentang bahan pangan khususnya setelah panen (pasca panen) guna memperoleh manfaatnya seoptimal mungkin sekaligus dapat meningkatkan nilai tambah dari pangan tersebut.[1] Dalam teknologi pangan, dipelajari sifat fisismikrobiologis, dan kimia dari bahan pangan dan proses yang mengolah bahan pangan tersebut. Spesialisasinya beragam, di antaranya pemrosesan, pengawetan, pengemasan, penyimpanan, dan sebagainya.
Sejarah teknologi pangan dimulai ketika Nicolas Appert mengalengkan bahan pangan, sebuah proses yang masih terus berlangsung hingga saat ini. Namun ketika itu, Nicolas Appert mengaplikasikannya tidak berdasarkan ilmu pengetahuan terkait pangan. Aplikasi teknologi pangan berdasarkan ilmu pengetahuan dimulai oleh Louis Pasteur ketika mencoba untuk mencegah kerusakan akibat mikroba pada fasilitas fermentasi anggur setelah melakukan penelitian terhadap anggur yang terinfeksi. Selain itu, Pasteur juga menemukan proses yang disebut pasteurisasi, yaitu pemanasan susu dan produk susu untuk membunuh mikroba yang ada di dalamnya dengan perubahan sifat dari susu yang minimal.
Sejarah Teknologi pangan di Indonesia menyangkut beberapa aspek, disamping aspek program pendidikan juga berhubungan erat dengan sejarah perkembangan institusi, bidang IPTEK, SDM (Staff, lulusan), prasarana dan fasilitas, juga menyangkut perkembangan lapangan kerja, industri dan perdagangan produk pangan serta dinamika masyarakat dan trend konsumsi pangan.
Adanya teknologi pangan sangat mempengaruhi ketersediaan pangan. Alam menghasilkan bahan pangan secara berkala, sementara kebutuhan manusia akan pangan adalah rutin. Kita tidak mungkin menunda kebutuhan jasmani hingga masa panen tiba. Oleh karena itu, terciptalah teknologi pengawetan sehingga makanan dapat disimpan untuk jangka waktu yang cukup lama. Teknik pengawetan juga memungkinkan untuk mendistribusikan bahan pangan secara merata ke seluruh penjuru dunia. Dulu, orang-orang di Eropa tidak bisa menikmati makanan-makanan Asia. Tetapi sekarang karena teknologi pangan setiap bangsa dapat menikmati makanan khas bangsa lainnya.
Beberapa proses terkait pemrosesan bahan pangan telah memberikan kontribusinya di bidang teknologi pangan, terutama pada rantai produksi dan suplai pangan. Pengembangan tersebut misalnya:
  • Pembuatan susu bubuk telah menjadi dasar untuk pembuatan berbagai produk baru dari benda cair dan semi cair yang dapat diseduh (dapat direhidrasi kembali) setelah dikeringkan menjadi padatan berbentuk serbuk. Hal ini juga yang menjadikan proses distribusi susu menjadi lebih efisien dan cikal bakal berkembangnya industri susu formula.

  • Dekafeinasi untuk kopi dan teh, namun lebih banyak digunakan pada biji kopi demi mengurangi kadar kafein pada kopi. Biji kopi kering diproses menggunakan uap hinggakadar airnya menjadi sektar 20%. Panas diberikan untuk memisahkan kafein dari biji kopi ke permukaan kulitnya. Lalu pelarut diberikan untuk memindahkan kafein dari biji kopi. Hingga tahun 1980-an, pelarut yang digunakan adalah pelarut organik. Karbon dioksida merupakan salah satu pelarut non organik yang digunakan untuk memisahkan kafein di bawah kondisi super kritis.
https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_pangan

Pangan Secara Luas

1.      Pangan
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal  dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumen manusia,  termasuk bahan tambahan pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan pembuatan makanan atau minuman. Pangan olahan adalah makanan atau minuman hasil proses dengan cara atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan.Istilah pangan atau food dalam kata mandarin dituliskan dua bagian yang satu berarti manusia atau human dan yang lain berarti baik atau good. hal itu berarti bahwa pangan sudah seharusnya bagus, bermutu dan aman bila dikonsumsi manusia. istilah pangan lebih banyak digunakan sebagai istilah teknis, seperti misalnya teknologi pangan, bukan teknologi makanan, produksi pangan bukan produksi makanan, bahan tambahan pangan bukan bahan tambahan makanan. istilah makanan digunakan bagi pangan yang telah diolah. Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang terpenting disamping papan, sandang, pendidikan, kesehatan. karena tanpa pangan tiada kehidupan dan tanpa kehidupan tidak ada kebudayaan. Kebutuhan pangan diutarakan secara naluri, bayi menangis pada saat lapar.
2.      Peraturan dan perundang-undangannya
Hal ikhwal pangan telah secara legal tercantum dalam undang-undang tentang pangan, yaitu undang-undang No 7, tahun 1996. penulis sendiri merasa beruntung karena dipercayai oleh Menteri Negara Urusan Pangan, saat itu Prof. Dr. Ibrahim Hasan. untuk mempersiapkan dan merancang undang-undang pangan tersebut, memperjuangkan di DPR, hingga selesai disetujui dan disyahkan serta ditanda tangani oleh presiden RI, tanggal 14 November, 1996. suatu kebahagiaan tersendiri yang sulit terlupakan bagi penulis.Tujuan disusunnya undang-undang pangan adalah untuk melindungi konsumen dari resiko kesehatan serta membantu konsumen dalam mengevaluasi, dan memilih bahan dan produk pangan yang akan mereka konsumsi. Undang-undang pangan juga bertujuan untuk membantu dan membina produsen makanan dalam meningkatkan mutu produk yang dihasilkan serta memfasilitasi terjadinya perdagangan yang jujur. Disamping itu undang-undang pangan juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan masyarakat secara luas, serta meningkatkan kegiatan ekonomi negara.Dalam menjabarkan petunjuk pelaksanaannya undang-undang pangan tersebut dibentuklah Peraturan Pemerintah. Sejauh ini telah ada dua Peraturan Pemerintah atau PP, yaitu PP No 69, tahun 1999, tentang Iabel dan Iklan. Dan PP No 28, tahun 2004 tentang Mutu Gizi dan Keamanan Pangan.Disamping itu masih ada dua lagi undang-undang yang penting yaitu Undang-undang No. 08, 1999 tentang perlindungan konsumen, serta Undang-undang Kesehatan No. 23, Tahun 1992, tentang Kesehatan.
3.      Pengertian pangan dan jenis-jenis pangan
Pengertian Pangan dan Jenis-jenis Pangan | Pangan diartikan sebagai segala sesuatu yang bersumber dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah.Pengertian pangan menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 28 tahun 2004 adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman. 
Jenis-jenis pangan dibedakan atas pangan segar dan pangan olahan. Pengertian pangan segar adalah pangan yang belum mengalami pengolahan, yang dapat dikonsumsi langsung atau dijadikan bahan baku pengolahan, yang dapat dikonsumsi langsung atau dijadikan bahan baku pengolahan pangan. Misalnya beras, gandum, segala macam buah, ikan, air segar, dan sebagainya. Sedangkan, pengertian pangan olahan adalah pangan atau minuman hasil proses dengan cara atau metode tertentu, dengan atau tanpa bahan tambahan. Pangan olahan dibedakan lagi menjadi dua jenis, yaitu:
  • Pangan olahan tertentu: pangan olahan yang diperuntukkan bagi kelompok tertentu, dalam upaya memelihara dan meningkatkan kualitas kesehatan kelompok tersebut.
  • Pangan siap saji: Makanan atau minuman yang sudah diolah dan bisa langsung disajikan ditempat usaha atau di luar tempat usaha atas dasar pesanan.
Sekian uraian tentang Pengertian Pangan dan Jenis-jenis Pangan. Silahkan bacaKumpulan Pengertian lainnya disini, semoga bermanfaat.
Referensi:
  • Cahyo Saparinto & Diana Hidayati. 2006. Bahan Tambahan Pangan. Yogyakarta: Kanisius.

Senin, 11 April 2016

Modifikasi Pangan

Modifikasi adalah cara merubah bentuk sebuah barang dari yang kurang menarik menjadi lebih menarik tanpa menghilangkan fungsi aslinya,serta menampilkan bentuk yang lebih bagus dari aslinya. http://all-about-modif.blogspot.co.id/2010/11/pengertian-modifikasi.html
Modifikasi pangan adalah proses perubahan bentuk, rasa maupun tampilan dari bahan makanan yang akan diolah serta pada produk makanan yang akan dibuat. Modifikasi makanan tersebut bertujuan untuk mengupgrade kembali makanan (yang telah dilupakan) biasanya makanan khas daerah.
Contoh modifikasi makanan yaitu :
- makanan berkemasan siap saji yang mudah untuk dibeli kapanpun dan dimanapun seperti : mie instan, nasi goreng instan, bubur instan dan lain lain.
- makanan tradisional seperti tempe dan tahu yang dibuat secara modern 
- makanan moden yang dikemas sedemikian rupa agar lebih menarik dan menambah nilai jual
- dan masih banyak lainnya

Modifikasi pangan sendiri biasanya dimunculkan karena adanya kreatifitas da ide yang memotivasi agar menjadikan produk yang akan dibuat leboh bernilai.
Samosasamsa (bahasa Kirgizсамса and bahasa KazakсамсаIPA: [sɑmsɑ́], bahasa PunjabiSamasa,bahasa Hindi: Samusa) atau somsa (Uzbek: somsa, IPA: [sɒmsá]) adalah pastri goreng berbentuk segitiga. Isi berupa kentang rebus berbumbu rempah-rempah dicampur kacang kapribawang bombay, daun ketumbar, dan kadang-kadang paneer. Makanan ringan ini populer di Asia Tengah Asia SelatanMalaysiaSingapura, dan Semenanjung Arab.
Samosa vegetarian khas India dibuat dari terigu (tepung maida), kentangbawang bombayrempah-rempah, dan cabai hijau. Bawang bombay digantikan asafetida (hing) untuk orang yang pantang bawang. Samosa dimakan dengan saus cocol berupachutney, seperti chutney daun mint, chutney daun ketumbar, atau chutney asam jawa. Versi nonvegetarian berisi daging cincang (keema) atau kadang-kadang daging ikan. Di Asia Tengah, isi berupa daging domba dan bawang bombay, labu, atau kentang.
Nama samosa berasal dari bahasa Persia sanbosag.Sebutan lain untuknya di berbagai negara juga berakar dari kata yang sama:sambusac(sanbusak) yang berbentuk bulan sabit, sanbusaj di negara-negara berbahasa Arabsambosa di Afganistansamboosa diTajikistansamsa di negara-negara bahasa Turkisambusa di beberapa wilayah di Iran, dan chamuça di Goa dan Portugal.
Bentuk, ukuran, dan ketebalan kulit samosa bergantung kepada resep dan selera orang yang membuat, namun bentuknya hampir selalu segitiga. Samosa dijual di gerai yang disebut chaat, dan disajikan bersama saus seperti yogurtchutney, irisan bawang bombay dan daunketumbar, serta chaat masala.
Samosa di Faisalabad merupakan yang terbaik di Pakistan.[8] Makan samosa merupakan salah satu daya tarik wisata Faisalabad. Samosa khas Faisalabad berukuran besar, dimakan dengan saus chutney merah dan putih, dan dilengkapi dengan salad bawang. Selain berisi sayuran, samosa di Faisalabad juga berisi daging cincang.
Lukhmi adalah sebutan untuk variasi samosa di HyderabadIndia. Ukurannya lebih kecil dari biasa, namun kulit pastri lebih tebal.
Di Goa dan juga Portugal, samosa dieja sebagai chamuças. Isinya daging ayam, daging sapi, daging babi, atau sayuran, dan diberi bumbu hingga rasanya pedas.

Samosas dikenal luas di Kazakhstan sebagai samsa. Di dalamnya berisi daging sapi, daging ayam, atau keju.

Senin, 21 Maret 2016

Proses Pembuatan Susu Bubuk

Proses Pengolahan Susu Bubuk
Proses pengolahan susu bubuk meliputi beberapa tahapan. Proses tersebut secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu Wet Process (Proses Basah), Dry Process (Proses kering) dan Blending (Pencampuran).



A. Wet Process (Proses Basah)
Proses basah adalah proses yang menggunakan bahan-bahan yang masih berupa liquid atau cairan. Proses basah melalui beberapa tahap, yaitu:
1.      Penerimaan Susu Segar
Susu segar yang telah dinyatakan release oleh QA segera dipompa dari mobil tangki kebalance tank untuk menyeimbangkan aliran dan mengukur volumenya. Susu yang masuk melalui pipa pemasukan akan mengangkat pelampung yang ada di dalam balance tank. Pelampung tersebut berfungsi untuk menjaga permukaan air susu dalam tangki tetap konstan. Setelah penuh, katup secara otomatis akan menutup pipa pemasukan dan proses pengisian berhenti.
Balance Tank
Fungsi          : menjaga kontinuitas dan stabilitas aliran susu segar
Jumlah          : 1 buah
Bahan           : Stainless Steel
Kapasitas      : 350 liter
Pelengkap     : pelampung yang berfungsi mengontrol permukaan cairan dalam tangki tetap seimbang, bekerja secara otomatis
Prinsip kerja : susu segar dari tangki KUD dipompa masuk kedalam Balance tank melalui flow meter sehingga diketahui volume susu dari tiap tangki penyetor yang masuk ke Balance tank. Mula-mula susu segar masuk melalui pipa pemasukan di bagian tengah tangki, susu akan mengangkat pelampung. Jika tangki telah penuh, katup akan menutup pipa pemasukan, sementara itu susu dalam tangki dikeluarkan melalui pipa bawah. Keluarnya susu dari tangki menyebabkan pipa pemasukan sedikit terbuka, sehingga susu dapat masuk kemudian akan menutup sendiri bila penuh, demikian seterusnya.
Setelah dari balance tank, susu akan disaring dengan duplex filter agar benda-benda asing yang mungkin terdapat dalam susu segar dapat tertahan dalam filter dan selanjutnya dialirkan ke plate cooler untuk dilakukan proses pendinginan. Gambar Plate Cooler
2.      Pendinginan
Susu yang telah disaring masuk plate cooler berupa Plate Heat Exchanger (PHE) pada suhu maksimal 14 oC untuk didinginkan hingga mencapai suhu 4 oC menggunakan media chilled water bersuhu 2 oC. Susu dialirkan ke plate-plate dengan arah yang berlawanan dengan media pendingin. Dalam suhu rendah mikroba akan menjadi nonaktif, reaksi enzimatis terhambat serta reaksi kimia yang menyebabkan kerusakan dapat dicegah.
Plate Cooler
Fungsi          : mendinginkan susu segar hingga 2 – 4°C
Jumlah          : 1 buah
Bahan           : Stainless Steel
Kapasitas      : 1000 liter/jam
Tipe              : Plate Heat Exchanger
Media           : chilled water bersuhu 1 – 2°C



Susu kemudian dialirkan ke dalam Fresh Milk Tank (FMT). Tangki ini dilengkapi pengaduk untuk menjaga susu tetap homogen, mencegah terbentuknya krim dan dilapisi dengan whole glass untuk menjaga suhu susu tetap 4oC.
Fresh Milk Tank
Fungsi          : menyimpan susu segar yang sudah didinginkan
Jumlah          : 3 buah
Bahan           : Stainless Steel
Kapasitas      : 10000 liter/jam
3.      Pasteurisasi
Pasteurisasi bertujuan untuk membunuh semua mikroba pathogen yang dapat merusak susu serta menyebabkan penyakit pada bayi. Mikroba pathogen yang banyak terdapat pada susu antara lain Mycobacterium tuberculosis penyebab penyakit tuberkulosis, Coxiella burnetti, penyebab penyakit Q fever, Salmonella, Shigella sp., penyebab penyakit enterik sepertithypoid dan parathypoid, serta Enterobacter sakazakii penyebab penyakit radang otak pada bayi. Pasteurisasi juga dimaksudkan untuk memperpanjang daya simpan produk dengan cara menginaktivasi enzim yang terdapat dalam susu seperti lipase, fosfatase, peroksidase dan katalase.
Pasteurisasi dilakukan secara kontinyu menggunakan suhu tinggi dalam waktu singkat, atau disebut sistem HTST (High Temperature Short Time). Suhu yang digunakan adalah 83 oC dengan penahanan dalam holding tube selama 15 detik. Waktu yang singkat dimaksudkan untuk mencegah kerusakan nutrisi terutama protein yang mudah mengalami denaturasi.
PHE untuk pasteurisasi tersiri dari tiga bagian, yaitu bagian regenerasi, pasteurisasi dan pendinginan..
PHE Pasteurized
Fungsi          : membunuh bakteri pathogen yang terdapat di dalam susu dengan pemanasan pada suhu 80°C selama 5 detik
Jumlah          : 1 buah
Bahan           : Stainless Steel
Kapasitas      : 50000 liter
Tipe              : Plate Heat Exchanger
Media           : steam bersuhu 145-152 oC
4.      Compounding (Pencampuran Basah)
Compounding merupakan proses pencampuran, pendispersian, dan pelarutan komponen padat (bubuk), susu segar yang telah dipasteurisasi, dan minyak nabati yang telah diformulasi untuk memperoleh campuran yang homogen sebelum dilakukan proses pengeringan. Komponen bubuk yang ditambahkan berupa susu bubuk, skim, gula, whey, pemberi aroma, emusifier/stabilizer yaitu lechitin, vitamin dan mineral. Sedangkan minyak nabati yang diformulasi telah mengalami proses oil blending sebelum menuju unit compounding.
Compounding Tank
Fungsi          : mencampur susu kental dengan material lain dan rework
Jumlah          : 2 buah
Bahan           : Stainless Steel
Kapasitas      : 10000 liter/jam
Media           : ice water (4-9oC)
Pelengkap     : agitator tipe propeller dengan kecepatan 40 rpm
Pencampuran komponen bubuk, susu segar dan minyak dilakukan di compounding tank. Proses pencampuran berlangsung pada suhu 60-70 oC. Pada kisaran suhu tersebut, susu bubuk memiliki sifat dapat terbasahi serta campuran memiliki viskositas yang rendah sehingga proses pencampuran berlangsung cepat dan sempurna. Compounding tank terdiri dari dua bagian dan digunakan secara bergantian bergantian, satu tangki untuk prosescompounding, satu tangki untuk transfer.
5.      Sterilisasi
Tujuan utama dari proses sterilisasi adalah menurunkan jumlah total sel mikroba dan spora agar susu dapat disimpan dalam jangka waktu lama tanpa pendinginan. Sterilisasi dilakukan menggunakan sistem Ultra High Temperature (UHT) dengan cara menyemprotkan atau menginjeksikan steam (Direct Steam Injection/ DSI ) ke dalam campuran susu yang bergerak dalam suatu tabung sterilisasi. Proses DSI terdiri dari dua tahap, yaitu DSI I, susu dipanaskan pada suhu 85 oC selama 4 detik, kemudian dilanjutkan dengan DSI II susu dipanaskan pada suhu 120 oC selama 1 detik. Sterilisasi dilakukan dengan dua tahap untuk mencegah denaturasi dan menghindari terjadinya browning.
Sterilizer
Fungsi          : menaikkan suhu campuran dari 60 oC menjadi 120 oC dengan menggunakan uap panas secara langsung
Jumlah          : 2 buah
Bahan           : Stainless Steel
Tipe              : Ultra High Temperature
Metode         : Direct Steam Injection
6.      Homogenisasi
Homogenasi adalah suatu perlakuan untuk menyeragamkan ukuran globula lemak yang semula bervariasi dari 4-8 mikron menjadi 2 mikron. Tujuannya untuk menghindari pemecahan lemak dan terbentuknya lapisan krim (creaming) bila susu didiamkan. Homogenisasi tidak hanya dapat menghambat creaming melalui pemecahan globula lemak melainkan juga melalui pencegahan pembentukan flokula oleh aglutinasi.
Homogenizer
Fungsi          : memecah dan menyeragamkan globula lemak hingga berukuran ± 2 mikron
Jumlah          : 1 buah
Bahan           : Stainless Steel
Kapasitas      : 5000 liter/jam
Tipe              : Two Stage Homogenizer dengan tekanan pada tahap pertama 200 bar dan pada tahap kedua 80 bar
Prinsip kerja homogenizer adalah dengan mengalirkan susu melalui celah yang sempit dengan kecepatan tinggi dan tekanan yang besar sehingga terjadi tumbukan antara globula lemak dengan katup penghalang dalam homogenizer yang menyebabkan globula-globula lemak pecah. Tenaga hidrodinamik dari pemotongan, kavitasi dan turbulensi yang terjadi dalam katup homogenisasi diduga sebagai penyebab terjadinya pemecahan globula lemak.
Proses homogenisasi dilakukan dalam dua tahap. Pada tahap pertama digunakan tekanan 200 bar dan pada tahap kedua digunakan tekanan 80 bar. Tahap kedua dimaksudkan untuk memecah globula lemak yang belum pecah pada tahap pertama serta untuk mencegah penggabungan kembali globula lemak hasil pemecahan pada tahap pertama



Susu kemudian ditampung di Mixed Storage Tank (MST). Tangki ini dilengkapi dengan mantel berisi air dingin untuk menjaga kestabilan suhu campuran serta dilengkapi pengaduk berkecepatan 400 rpm untuk menghomogenkan campuran selama dalam penyimpanan.Mixed Storage Tank (MST) berjumlah 4 buah, masing-masing memiliki kapasitas 10.000 liter.
Mixed Storage Tank (MST)
Fungsi          : menampung susu homogenisasi sebelum masuk pengering
Jumlah          : 4 buah
Bahan           : Stainless Steel
Kapasitas      : 10000 liter
Pelengkap     : agitator tipe propeller dengan kecepatan 40 rpm dan isolator glasswool

B. Dry Process (Proses Kering)
Proses kering yaitu proses untuk menghasilkan susu dalam bentuk bubuk kering. Adapun tahapan prosesnya meliputi:
1.   Evaporasi
Evaporasi merupakan proses penguapan sebagian air yang terdapat dalam susu untuk memperoleh susu pekat dengan kadar padatan sesuai dengan yang dikehendaki. Total solid bahan meningkat 10% (dari 40  menjadi 50 %) agar proses pengeringan selanjutnya lebih efisien.
Campuran susu dari MST dievaporasi menggunakan Single Effect Evaporator tipe falling film. Susu mengalir dari atas ke bawah pada bagian dalam tabung evaporator dan membentuk lapisan tipis yang mudah menguap oleh panas dari uap yang berada di sekeliling luar tabung. Evaporasi dilakukan dalam satu tahap yang terdiri dari tiga fase sehingga prosesnya lebih efisien.
Evaporator
Fungsi          : memekatkan susu dengan cara menguapkan air dalam susu sehingga menaikkan total solid susu dari 40% menjadi 50%
Jumlah          : 1 buah
Bahan           : Stainless Steel
Jenis             : single effect evaporator
Tipe              : falling film evaporator
Kapasitas      : 7500 kg/jam
Media           : steam dengan suhu 180 oC

Uap air yang dihasilkan akan masuk ke vapor separator dan dipisahkan dari droplet susu yang terbawa bersamanya dengan gaya sentrifugal. Sebagian uap air masuk ke TVR dan sebagian lainnya masuk ke preheater pertama. Dari preheater pertama, sebagian uap air yang belum terembunkan akan masuk ke kondenser. Di kondenser, uap air terembunkan dan ditampung dalam tangki kondensat. Kondenser juga berfungsi untuk menghasilkan kondisi vakum dengan cara membuang uap air hasil penguapan di calandria. Kondisi operasi dibuat vakum untuk memperoleh suhu penguapan air yang cukup rendah sehingga kerusakan nutrisi dapat dikurangi.
Evaporator dilengkapi dengan densitymeter untuk mengukur densitas susu yang dikentalkan sehingga apabila kadar total solid yang dikehendaki tidak terpenuhi, maka secara otomatis cairan akan diproses kembali. Bila kadar total solid telah memenuhi persyaratan, maka cairan dipompa menuju concentrate tank. Concentrate tank berjumlah dua buah dengan volume masing-masing 10000 liter. Penyimpanan pada concentrate tank disertai dengan proses pengadukan pada kecepatan 400 rpm untuk mencegah pengendapan dan pemisahan partikel susu.
Concentrate Tank
Fungsi          :  menampung sementara konsentrat hasil evaporasi sebelum mengalami proses lebih lanjut
Jumlah          : 2 buah
Bahan           : Stainless Steel
Kapasitas      : 10000 liter/jam
2.   Pengeringan (Spray Drying)
Spray Dryer
Fungsi          : mengeringkan susu kental yang telah dikabutkan sehingga menjadi susu bubuk yang kering dan halus
Jumlah          : 1 buah
Bahan           : Stainless Steel
Kapasitas      : 3000 kg/jam
Tek. nozzle   : maksimal 270 bar

C. Dry Blending
Dry blending adalah proses pencampuran base powder yang dihasilkan spray dryer dengan raw material lainnya seperti whey powder, gula dan material premix. Vitamin yang ditambahkan adalah vitamin dan mineral yang tahan pemanasan. Material tersebut ditampung dalam hopper tersendiri. Sebelum dilakukan pencampuran di lindor blender material dilewatkan pada conveyor untuk ditimbang dahulu di weight hopper.
Dari weight hopper, material akan tertahan di hopper lindor yang berfungsi untuk mengurangi tekanan yang besar dari aliran material. Dalam hopper lindor, terdapat hammer silicon yang dihubungkan dengan slang pneumatic untuk memperoleh hembusan udara dari luar. Hammer berfungsi untuk menggetarkan dinding hopper agar semua material dapat turun ke lindor blender untuk dicampur. Lindor blender memiliki kapasitas maksimal 4 ton, tetapi untuk mempermudah pencampuran digunakan 2 ton bahan. Pencampuran dilakukan selama 5 menit dengan frekuensi putaran 40 Hz.
Sebelum diisikan ke dalam wooden bin, powder dari lindor diperiksa oleh QC. Setelah dinyatakan released, powder diisikan ke wooden bin melalui bin filling. Bin filling dilengkapi dengan metal detector sehingga ketika ada logam yang terdeteksi maka pengisian powder ke wooden bin terhenti secara otomatis. Wooden bin merupakan tempat penyimpanan sementara susu bubuk sebelum dikemas. Wooden bin memiliki kapasitas 700 kg.

Pengendalian Mutu Selama Proses
Mutu adalah gabungan sifat-sifat khas yang dapat membedakan masing-masing satuan dari suatu bahan atau barang dan mempunyai pengaruh yang nyata di dalam menentukan derajat penerimaan konsumen atau pembeli terhadap bahan atau barang tersebut.
Arti mutu dari sudut pandang perusahaan untuk ISO 9000 adalah cocok dengan maksudnya, sesuai dengan persyaratan, artinya produk didesain dan dibuat untuk melaksanakan tugas dengan baik. Pengendalian mutu merupakan aktivitas untuk menjaga dan mengarahkan mutu produk agar memenuhi spesifikasi sebagaimana telah direncanakan. Ini mutlak dilaksanakan untuk mempertahankan kualitas dari kontinuitas spesifikasi produk yang telah ditetapkan.
Kegiatan pengendalian mutu selama proses dilakukan pada peralatan proses dan bahan selama proses atau produk setengah jadi. Sebelum alat-alat digunakan, dilakukan pengujianSwab Test yang dilakukan dengan mengusapkan kapas steril yang telah dibasahi pada suatu alat.
Selain peralatan pengendali mutu selama proses dilakukan pengendalian mutu dengan cara mengkondisikan ruangan dengan suhu rendah yaitu sekitar 4oC. Selain itu, pengambilan sampel produk setengah jadi dilakukan setelah susu hasil evaporasi dimasukkan ke dalam tangki penampungan yang kemudian dipasteurisasi dan didinginkan. Dilakukan pengujian meliputi uji organoleptik (warna, bau, dan rasa), uji total solid (untuk mengetahui total zat pada susu kental, yaitu harus mencapai 40-50%), uji kadar lemak (kadar lemak yang baik pada susu kental 7.5-8%), serta uji mikrobiologi (untuk mengetahui ada tidaknya kontaminasi selama proses).
Untuk pengendalian proses, dilaksanakan sistem HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point), yaitu suatu sistem yang dapat mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengendalikan bahaya bagi keamanan pangan. Yang dimaksud dengan CCP (Critical Control Point) adalah suatu prosedur dimana pengendalian dapat diterapkan dan bahaya keamanan pangan dapat dicegah/dikurangi sampai tingkat yang dapat diterima.
Proses pengolahan susu bubuk formula memiliki CCP sebagai berikut:
1. CCP 1 : Proses pasteurisasi
Potensi bahaya   : kontaminasi bakteri patogen
Pengendalian      : suhu pemanasan minimal 80oC
2. CCP 2 : Proses Sterilisasi
Potensi bahaya   : kontaminasi bakteri patogen
Pengendalian      : suhu pemanasan minimal 115oC
3. CCP 3 : Penyimpanan susu di MST
Potensi bahaya   : kontaminasi bakteri patogen
Pengendalian      : suhu pemanasan minimal 15oC
Waktu penyimpanan maksimal 26 jam
4. CCP 4 : Dry Blending
Potensi bahaya   :
*         Biologi (kontaminasi bakteri patogen)
*         Fisik (benda asing, logam, serangga)
*         Kimia (pengaturan komposisi salah)
Pengendalian      :
*         Sanitasi alat, ruangan, personal higinie, pest control
*         Penggunaan metal detector
*         Penuangan dan pencampuran bahan dilakukan sesuai prosedur
5. CCP 5 : Proses pengisian di Wooden Bin untuk disimpan
Potensi bahaya   :
*         Biologi (kontaminasi bakteri patogen)
*         Fisik (benda asing, logam, serangga)
Pengendalian      :
*         Sanitasi alat, ruangan, personal higinie, pest control
*         Pemeriksaan oleh QC sebelum produk disimpan
*         Penggunaan metal detector
6. CCP 6 : Proses Pengemasan
Potensi bahaya   :
*         Biologi (kontaminasi bakteri patogen)
*         Fisik (benda asing, logam, serangga)
*         Kimia (oksidasi produk)
Pengendalian      :
*         Sanitasi alat, ruangan, personal higinie, pest control
*         Penggunaan metal detector
*         Pemeriksaan oleh QC sebelum produk dikemas
https://tentangteknikkimia.wordpress.com/2011/12/16/90/